13 September 2008

Photo-Interrupter

Photo-interrupter mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan optocoupler. Akan tetapi, photo-interrupter dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya halangan yg berada diantara transmitter dan receiver.


Photo-interrupter bekerja dengan logika seperti berikut :
  • Tidak ada halangan
  • Saat tidak ada halangan, cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED (transmitter) dapat diterima oleh phototransistor (receiver). Sehingga output photo-interrupter akan berlogika HIGH, "1"
  • Ada halangan
  • Saat ada halangan, cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED (transmitter) tidak dapat diterima oleh phototransistor (receiver). Sehingga output photo-interrupter akan berlogika LOW, "0"
Photointerrupter yang biasa saya pakai adalah H21A3 buatan Fairchild Semiconductor. Dalam aplikasinya, umumnya photointerrupter digunakan sebagai :
  1. Penghitung kecepatan putar piringan berlubang
  2. Penghitung/pendeteksi ada tidaknya kertas pada mesin fotokopi




Artikel yang berkaitan :

Baca selengkapnya

10 September 2008

Optocoupler

Optocoupler atau optoisolator merupakan komponen penggandeng (coupling) antara rangkaian input dengan rangkaian output yang menggunakan media cahaya (opto) sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian yg konduktif antara kedua rangkaian tersebut.

Optocoupler sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu transmitter (pengirim) dan receiver (penerima)
  1. Transmiter
  2. Merupakan bagian yg terhubung dengan rangkaian input atau rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah (IR LED) yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal kepada receiver
  3. Receiver
  4. Merupakan bagian yg terhubung dengan rangkaian output atau rangkaian beban, dan berisi komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter. Komponen penerima cahaya ini dapat berupa photodioda atapun phototransistor


Jika dilihat dari penggunaannya, optocoupler biasa digunakan untuk mengisolasi common rangkaian input dengan common rangkaian output. Sehingga supply tegangan untuk masing2 rangkaian tidak saling terbebani dan juga untuk mencegah kerusakan pada rangkaian kontrol (rangkaian input). Beberapa aplikasi optocoupler yang pernah saya temui diantaranya adalah :
  • Rangkaian driver motor DC
  • Sebagai driver rangkaian yg dikontrol oleh mikrokontroler
  • Sebagai driver rangkaian yg dikontrol oleh paralel port komputer
Optocoupler yg biasanya saya jumpai di toko-toko elektronik mempunyai seri 4N25,4N33 dan 4N35.

Baca selengkapnya

01 September 2008

Analisa Rangkaian Driver Motor DC H-Bridge

Penentuan komponen-komponen yang digunakan dalam rangkaian driver motor DC H-Bridge pada artikel Rangkaian Driver Motor DC terdiri dari 3 tahap, yaitu :
  1. Menentukan Arus Beban (Ic(beban))
  2. Menentukan Transistor
  3. Menentukan Resistor
Menentukan Arus Beban (Ic(beban))
Arus beban yg dimaksud disini adalah arus pada motor DC. Arus beban maksimum pada motor DC dapat diukur dengan cara membebani atau menahan putaran motor DC tersebut sampai berhenti.

Misal, didapat arus beban maksimumnya adalah 0,62A. Arus beban maksimum ini nantinya dijadikan acuan untuk memilih transistor yg akan dipakai.

Menentukan Transistor
Transistor yang digunakan pada rangkaian driver motor DC ini dijadikan switch untuk memutus dan menyambungkan aliran arus yg menuju ke motor, dengan syarat :

Sebagai contoh, dipakai TIP31 dan TIP32 yg mempunyai Icmax = 3A. Berdasarkan pada grafik penguatan TIP31 dan TIP32 dibawah ini, untuk Ic(beban)=0,62A didapat hfe sebesar 80.

Setelah Icmax dan hfe diketahui maka IB dapat diketahui, yaitu :


Menentukan Resistor
  • R3 dan R4

  • R3 dan R4 berfungsi sebagai pembatas arus basis TIP31, nilainya adalah :

  • R1 dan R2

  • R1 dan R2 berfungsi sebagai pembatas arus basis TIP32, nilainya adalah :



Artikel yang berkaitan :

Baca selengkapnya

Blog Followers

Blog Directory